Pelitakota.com|Batam, Beberapa ekspatriat ramaikan acara penanaman pohon mangrove di Ekowisata Pandang Tak Jemu, Kecamatan Nongsa, Sabtu (11/9/2021).
Acara bertajuk Mangrove Planting “One Man One Tree” ini juga dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Marlin Agustina.
Bersama para warga negara asing yang bekerja di Batam, Marlin menanamkan pohon mangrove di kawasan ekowisata berbasis kemasyarakatan yang berada Kampung Tua Bakau Serip.
Wakil Gubernur Kepri ini menyambut baik kegiatan yang selenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam ini, dimana telah bekerja sama dengan Batam Tourism Promotion Board.
“Pengembangan wisata yang tetap memperhatikan kelestarian lingkungan menjadi tren positif saat ini. Karena perlu dukungan semua pihak untuk membantu pemerintah dalam upaya menjaga lingkungan dari kerusakan,” tuturnya.
Marlin juga memanfaatkan kesempatan ini untuk sedikit memaparkan tentang kebijakan-kebijakan yang ada di Pemerintah Provinsi Kepri terkait ekosistem mangrove. Ia akui banyak mangrove di Kepulauan Riau yang belum terkelola dengan baik.
Oleh karena itu menurutnya perlu untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat agar dapat mengambil manfaat ekonomi tanpa merusak ekosistem mangrove yang ada.
“Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip ini yang sudah masuk 100 besar desa wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Ini membuka mata kita, untuk menjaga dan mengelola desa agar bisa dikembangkan menjadi desa wisata seperti ini,” tutur Marlin.
Pada momen ini Marlin juga meminta para pelaku wisata untuk bersabar dengan kondisi yang ada. Ia meminta pelaku wisata untuk yakin pada usaha pemerintah yang sedang berupaya membuka kembali wisata di Kota Batam dan Kepulauan Riau umumnya.
Kegiatan penanaman mangrove di desa wisata ini juga disambut antusias para ekspatriat. Sebagian besar mereka datang ke lokasi dengan membawa serta keluarganya. Anak-anak mereka pun terlihat riang bermain di udara terbuka dengan fasilitas yang ada di Ekowisata Pandang Tak Jemu tersebut.
“Ini baru pertama kali saya ikut kegiatan seperti ini di Batam. Saya rasa perlu untuk diadakan lebih sering,” tutur Perry, salah seorang peserta penanaman pohon.
Ia menilai cukup banyak ekspatriat yang mengambil bagian karena orang di luar negeri umumnya lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sementara berdasarkan pengamatannya di Batam, kesadaran ini masih dirasa kurang.
“Keberadaan mangrove ini juga kan penting. Kalau mangrove habis, untuk negara seperti Indonesia ini juga susah. Kalau tidak bantu, lingkungan bisa jadi habis. Orang di luar negeri lebih sadar akan itu. Saya lihat, di pulau sekitar sini banyak yang belum sadar mangrove itu penting sekali. Maka perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ujar pria berusia 56 tahun ini.(Rls)
|Batam, Beberapa ekspatriat ramaikan acara penanaman pohon mangrove di Ekowisata Pandang Tak Jemu, Kecamatan Nongsa, Sabtu (11/9/2021).
Acara bertajuk Mangrove Planting “One Man One Tree” ini juga dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Marlin Agustina.
Bersama para warga negara asing yang bekerja di Batam, Marlin menanamkan pohon mangrove di kawasan ekowisata berbasis kemasyarakatan yang berada Kampung Tua Bakau Serip.
Wakil Gubernur Kepri ini menyambut baik kegiatan yang selenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam ini, dimana telah bekerja sama dengan Batam Tourism Promotion Board.
“Pengembangan wisata yang tetap memperhatikan kelestarian lingkungan menjadi tren positif saat ini. Karena perlu dukungan semua pihak untuk membantu pemerintah dalam upaya menjaga lingkungan dari kerusakan,” tuturnya.
Marlin juga memanfaatkan kesempatan ini untuk sedikit memaparkan tentang kebijakan-kebijakan yang ada di Pemerintah Provinsi Kepri terkait ekosistem mangrove. Ia akui banyak mangrove di Kepulauan Riau yang belum terkelola dengan baik.
Oleh karena itu menurutnya perlu untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat agar dapat mengambil manfaat ekonomi tanpa merusak ekosistem mangrove yang ada.
“Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip ini yang sudah masuk 100 besar desa wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Ini membuka mata kita, untuk menjaga dan mengelola desa agar bisa dikembangkan menjadi desa wisata seperti ini,” tutur Marlin.
Pada momen ini Marlin juga meminta para pelaku wisata untuk bersabar dengan kondisi yang ada. Ia meminta pelaku wisata untuk yakin pada usaha pemerintah yang sedang berupaya membuka kembali wisata di Kota Batam dan Kepulauan Riau umumnya.
Kegiatan penanaman mangrove di desa wisata ini juga disambut antusias para ekspatriat. Sebagian besar mereka datang ke lokasi dengan membawa serta keluarganya. Anak-anak mereka pun terlihat riang bermain di udara terbuka dengan fasilitas yang ada di Ekowisata Pandang Tak Jemu tersebut.
“Ini baru pertama kali saya ikut kegiatan seperti ini di Batam. Saya rasa perlu untuk diadakan lebih sering,” tutur Perry, salah seorang peserta penanaman pohon.
Ia menilai cukup banyak ekspatriat yang mengambil bagian karena orang di luar negeri umumnya lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sementara berdasarkan pengamatannya di Batam, kesadaran ini masih dirasa kurang.
“Keberadaan mangrove ini juga kan penting. Kalau mangrove habis, untuk negara seperti Indonesia ini juga susah. Kalau tidak bantu, lingkungan bisa jadi habis. Orang di luar negeri lebih sadar akan itu. Saya lihat, di pulau sekitar sini banyak yang belum sadar mangrove itu penting sekali. Maka perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ujar pria berusia 56 tahun ini.(Rls)